Tampilkan postingan dengan label Pengantar Akuntansi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pengantar Akuntansi. Tampilkan semua postingan

Minggu, 21 Juni 2020

Pengantar Akuntansi - Tugas 3

  1. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang sistem akuntansi biaya ?
  2. Mengapa akuntansi manajemen diperlukan dalam perusahaan manufaktur ?
  3. Total penjualan untuk produk A sebesar 4.500 unit  dengan harga perunitnya Rp. 550, dimana  3.000 unit dijual dengan harga Rp.350, dan 1.500 unit dengan harga Rp. 150.  Berdasarkan data di atas  :

a.    Hitunglah jumlah harga pokok penjualan

b.    Buatlah Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut


Jawaban:

  1. Sistem akuntansi biaya

Sistem Akuntansi Biaya merupakan prosedur yang dirancang guna mengumpulkan serta menyajikan biaya produksi, biaya pemasaran, biaya administrasi, dan biaya-biaya umum lainnya. Sistem ini cukup erat hubungannya dengan perusahaan manufaktur karena kegiatan perusahaan ini sebagian besar ada dalam fungsi produksi.

Ada dua jenis sistem dalam Akuntansi Biaya, yaitu:

  • Sistem pengawasan produksi yang terdiri atas prosedur untuk mengawasi jalannya produksi bahkan dari penyediaan bahan baku, fasilitas pabrik, dan kebutuhan tenaga kerja.
  • Sistem Akuntansi Biaya itu sendiri yang fungsinya mengumpulkan dan mengklarifikasi data-data dalam bentuk biaya produksi dan non produksi.

 

Sistem Akuntansi Biaya ini berfungsi dalam mengawasi pelaksanaan produksi, yang diantaranya untuk dokumen berikut:

  • Surat Order Produksi

Merupakan dokumen perintah dari Departemen Produksi yang dialamatkan kepada bagian-bagian yang berhubungan dengan proses produksi dalam mengerjakan sejumlah produk yang memiliki spesifikasi tertentu mulai cara bahan kebutuhan, cara produksi, fasilitas yang dibutuhkan, sampai durasi produksi.

  • Daftar Kebutuhan Bahan

Memuat daftar barang yang akan digunakan dalam proses produksi. Dokumen ini bahkan memberikan informasi detil mengenai jenis bahan dan kuantitas yang dibutuhkan sesuai dengan jumlah produk yang harus diproduksi pada surat order produksi.

  • Daftar Kegiatan Produksi 

Memuat urutan produksi yang harus dilakukan dalam membuat produk tertentu. Dokumen ini menyertakan informasi mengenai jenis kegiatan dan fasilitas apa yang dibutuhkan dalam memproduksinya.

  • Bukti Permintaan atau Pengeluaran Barang Gudang

Merupakan dokumen dalam bentuk formulir yang digunakan dalam fungsi produksi untuk meminta bahan baku dan pendukungnya dalam rangka memproduksi produk.

  • Bukti Pengembalian Barang Gudang

Merupakan dokumen dalam bentuk formulir yang digunakan dalam fungsi produksi untuk mengembalikan bahan baku dan pendukungnya. Pengembalian bahan baku dan bahan pendukung produksi ini biasanya terjadi akibat kelebihan yang tidak digunakan selama proses produksi berlangsung.

  • Kartu Jam Kerja

Berfungsi untuk mencatat jumlah jam tenaga kerja langsung (JTKL) yang dikonsumsi dalam memproduksi produk yang diterakan pada surat order produksi.

  • Laporan Produk Selesai

Memuat informasi tentang produksi yang sudah selesai dan dialamatkan kepada fungsi perencanaan dan pengawasan produksi, gudang, penjualan, dan akuntansi persediaan.

 

Sistem Akuntansi Biaya ini memiliki tujuan dalam proses produksi di perusahaan manufaktur, di antaranya:

  • Bentuk Pengendalian

Sistem Akuntansi Biaya digunakan untuk menyusun rencana produksi dalam bentuk anggaran. Sehingga terhindar dari kelebihan anggaran atau bahkan kekurangan dukungan dana yang merupakan ketidakefektifan yang harus dihindari.

Biasanya perusahaan mungkin akan menentukan perencanaan berdasarkan pengalaman masa lalu atau kebiasaan yang sudah dijalankan. Misalkan dalam penentuan biaya produksi, perusahaan akan menetapkannya berdasarkan banyak hal, bisa jadi durasi kerja, proses produksi itu sendiri, atau karena pesanan. Perencanaan ini merupakan bentuk pengendalian agar proses produksi tersebut tidak melambungkan anggaran perusahaan.

  • Menentukan Harga Pokok Produk

Harga Pokok Produk mungkin menjadi salah satu dilema bagi perusahaan manufaktur karena perusahaan menginginkan laba sebesar-besarnya. Akan tetapi mempertimbangkan kompetisi yang ketat, asal memberikan harga produk bukanlah sebuah keputusan tepat. Perusahaan harus memperhitungkan biaya produksi yang ditimbulkan dalam membuat produk tersebut dan bukan sekedar faktor produksi tapi juga bisa termasuk biaya non produksi, seperti biaya riset dan pengembangan terhadap produk yang mungkin akan memakan anggaran cukup besar.

Sistem Akuntansi Biaya menyediakan cara untuk menentukan harga pokok produk yang bisa dipatok dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dan juga sistem ini akan dilandasi oleh Standar Akuntansi Keuangan dalam menyusun laporan biaya yang akan digunakan oleh pihak eksternal.

  • Pengambilan Keputusan

Dalam menentukan proses produksi di masa depan atau menentukan langkah apa yang harus diambil terkait pencapaian perusahaan saat ini, Sistem Akuntansi Biaya dikenal sebagai salah satu sistem yang mempermudah perusahaan dalam mengambil keputusan hanya dengan menunjukkan laporan berisi nominal angka yang merepresentasikan suatu produksi. Perlu diketahui bahwa Sistem Akuntansi Biaya merupakan sistem yang paling banyak diandalkan perusahaan dalam menilai kinerja mereka. Maka dari itu, validitas laporan ini akan sangat membantu perusahaan menyusun strategi yang tepat dalam melangkah ke depan.

 

Faktor-faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan dalam perancangan sistem akuntansi biaya tersebut adalah:

  • Metode Costing

Metode costing terdiri dari dua jenis, yaitu full costing dan variable costing. Metode full costing adalah sebuah metode yang membebankan semua biaya produksi dalam harga pokok produksi. Perusahaan tidak perlu membedakan mana yang bagian biaya produksi tetap dan mana yang termasuk bagian variabel. Kelebihan dari metode full costing adalah kemudahan dalam menentukan harga pokok produksi.

Sementara metode variable costing adalah metode yang sekadar membebankan biaya yang sifatnya variabel dalam harga pokok produksi atau yang pada periode tertentu saja terbentuk. Kelebihan dari metode variable costing ini adalah membuahkan nominal harga pokok produksi yang lebih tepat karena hanya membebankan biaya di periode tertentu, tidak mencampuradukkan dengan beban biaya di produksi masa lampau.

  • Sistem Akuntansi Biaya Standar atau Biaya Historis

Perencanaan dengan Biaya Standar artinya perusahaan sudah menetapkan sejak awal biaya yang harus disediakan dalam memproduksi produk tertentu – dan berusaha memproduksi produk hanya dalam range biaya tersebut. Misalkan untuk memproduksi 100 unit barang dengan kebutuhan 100 jam tenaga kerja langsung (JTKL) membutuhkan biaya Rp 5.000 per JTKL. Contoh lain adalah ketika departemen produksi sudah memberikan patokan biaya produksi Rp 10.000 per unit. Penetapan nominal ini tidak menimbang pengalaman produksi di masa lalu.

Sementara arti dari penggunaan Biaya Historis adalah ketika perusahaan masih mempertimbangkan biaya produksi di masa lampau dalam menentukan biaya produksi saat ini. Misalkan di masa lampau departemen produksi berhasil memproduksi 100 barang dengan biaya produksi Rp 6.000 per JTKL. Maka produksi saat ini juga menggunakan nominal yang sama dalam penganggarannya.

  • Proses Produksi

Departemen Produksi harus menganggarkan biaya produksi berdasarkan proses produksi yang akan dilakukan. Proses tersebut berdasarkan pesanan atau berdasarkan prosesnya. Seperti namanya, proses produksi berdasarkan pesanan berarti departemen harus memproduksi produk dengan jumlah unit sesuai dengan pesanan pelanggan. Hal ini akan berpengaruh terhadap perancangan sistem akuntansi biaya yang dibutuhkan. Berbeda halnya jika menggunakan proses produksi sebagai patokan perancangan sistem akuntansi biaya.

 

Dalam laporan ini, Akuntansi Biaya menyuguhkan laporan mengenai kondisi produksi suatu produk dalam bentuk angka. Meskipun begitu, sistem ini sesungguhnya menunjukkan beberapa hal penting seperti:

  • Produk yang selesai diproduksi dan disimpan di gudang.
  • Produk yang belum selesai produksi atau baru sebagian dirancang.
  • Kelebihan produksi yang masih ada di dalam gudang penyimpanan.
  • Harga pokok produk yang sudah jadi dan setengah jadi.
  • Biaya menurut pusat biaya.

 

Hal-hal di atas dimuat sebagai laporan mengenai kondisi produksi barang pada periode tertentu. Laporan sistem akuntansi biaya ini nantinya bisa digunakan sebagai laporan akhir produksi maupun sebagai patokan untuk perancangan sistem akuntansi biaya di periode berikutnya.

 

 

  1. Mengapa akuntansi manajemen diperlukan dalam perusahaan manufaktur?

Menurut Chartered Institute of Management Accountants (CIMA), akuntansi manajemen adalah proses identifikasi, pengukuran, akumulasi, analisis, penyusunan, interpretasi, dan komunikasi informasi yang digunakan oleh manajemen untuk merencanakan, mengevaluasi, dan pengendalian dalam suatu entitas dan untuk memastikan sesuai dan akuntabilitas penggunaan sumber daya tersebut. Akuntansi manajemen juga meliputi penyusunan laporan keuangan untuk kelompok non-manajemen seperti pemegang saham, kreditur, badan pengatur dan otoritas pajak.


Sistem akuntansi biaya perusahaan memiliki peran yang sangat penting  di dalam perusahaan manufaktur karena digunakan untuk menentukan harga pokok dari sebuah produk yang dihasilkan oleh perusahaan agar pesanan konsumen terpenuhi atau mengisi persediaan yang akan dijual. Setiap perusahaan manufaktur memiliki siklus aktivitas yang dimulai dari pengolahan bahan baku di bagian produksi dan berakhir pada penyerahan produk di gudang.

 

Siklus akuntansi biaya diawali dari pencatatan harga pokok bahan baku yang dimasukkan dalam proses produksi, dilanjutkan dengan pencatatan biaya tenaga kerja tidak langsung (BTKL), biaya overhead pabrik (BOP) yang digunakan untuk produksi, serta berakhir dengan informasi harga pokok produk jadi yang diserahkan oleh bagian produksi ke bagian gudang.

 

Tujuan Akuntansi biaya dalam perusahaan manufaktur sebagai berikut:

  • Perencanaan Kegiatan Operasional

Kelebihan akuntansi Biaya adalah menyajikan informasi keuangan sehingga manajer bisa membuat daftar anggaran. Perusahaan akan memperkirakan bahan baku apa saja yang diperlukan, berapa banyak tenaga kerja yang harus disewa, dan teknologi apa saja yang layak digunakan. Perencanaan ini bisa berbentuk Perencanaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang.

  • Penentuan dan Pengendalian Biaya Produksi dengan Tepat

Penentuan biaya produksi dilakukan untuk menentukan nominal harga pokok produk, harga jual barang jadi, dan laba rugi perusahaan. Sedangkan pengendalian dilakukan untuk memantau seluruh biaya yang timbul pada proses produksi agar sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan untuk mencapai efisiensi. Pengendalian biaya wajib didahului dengan penentuan biaya yang akan dikeluarkan untuk memproduksi sebuah produk. Jika biaya ini telah ditetapkan, akuntansi biaya akan memantau pengeluaran biaya yang sesungguhnya sudah sesuai dengan biaya yang seharusnya atau tidak.

Karakteristik akuntansi biaya adalah menganalisis penyimpangan biaya yang seharusnya dan menyajikan informasi tentang penyebab terjadinya selisih. Kemudian, manajemen bisa mempertimbangkan tindakan koreksi jika diperlukan. Manajemen puncak juga mengadakan penelitian prestasi para manajer di bawahnya berdasarkan hasil analisis tersebut.

  • Pihak Manajemen Lebih Mudah dalam Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan membutuhkan informasi yang relevan untuk masa yang akan datang. Karakteristik informasi akuntansi biaya ini tidak dicatat dalam catatan atas laporan keuangan karena hasil dari suatu peramalan. Laporan akuntansi biaya untuk memenuhi tujuan pengambilan keputusan dilakukan oleh akuntansi manajemen. Hakikat akuntansi biaya bisa dipakai untuk memilih berbagai alternatif dalam kegiatan operasional. Misalnya, keputusan untuk meneruskan usahanya secara terus-menerus saat perusahaan mengalami kerugian. Informasi biaya yang ada bisa menolong perusahaan untuk mengambil keputusan jangka pendek dan jangka panjang.

  • Penentuan Harga Pokok Produk

Tujuan akuntansi biaya akan mencatat, menggolongkan, dan meringkas biaya-biaya pembuatan produk sehingga bisa menentukan harga pokok produk yang dihasilkan. Harga pokok produk dihasilkan oleh akuntansi biaya sebagai hasil mencatat, menggolongkan, dan meringkas biaya-biaya pembuatan produk atau penyerahan jasa. Biaya yang disajikan adalah biaya yang telah terjadi atau biaya historis (lampau) untuk memenuhi top management dan pihak eksternal. Akuntansi biaya berguna untuk penentuan harga pokok produk sehingga harus taat pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

  • Penentuan Laba

Saat seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan tersusun dan dibandingkan dengan biaya-biaya lain maka laba yang akan diperoleh perusahaan bisa dihitung. Penentuan laba ini juga didapatkan dari hasil pelaporan segmen dan lini produk.

Ciri ciri akuntansi biaya dalam perusahaan manufaktur tentu saja diperlukan karena bisa merinci biaya-biaya yang sudah dan akan dikeluarkan oleh perusahaan. Biaya memiliki peranan yang besar dalam penentuan laba dan tujuan perusahaan lainnya sehingga kegiatan perusahaan secara keseluruhan bisa dilakukan.

 

 

  1. Total penjualan untuk produk A sebesar 4.500 unit  dengan harga perunitnya Rp. 550, dimana  3.000 unit dijual dengan harga Rp.350, dan 1.500 unit dengan harga Rp. 150.  Berdasarkan data di atas  :

a.       Hitunglah jumlah harga pokok penjualan

Total penjualan produk A = 4.500 unit

3.000 x Rp 350 = Rp 1.050.000

1.500 x Rp 150 = Rp 225.000

Total = Rp 1.050.000 + Rp 225.000 = Rp 1.275.000

 

b.      Buatlah Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut

Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah :

Harga Pokok Penjualan                 Rp 1.275.000

Persediaan Barang                                                Rp 1.275.000