1. Permintaan faktor produksi sering disebut sebagai
permintaan turunan,
disebut demikian karena mereka dibutuhkan sebagai produk perantara. Misalnya, seorang
pengusaha membutuhkan tenaga kerja untuk membuat suatu produk. Target aktualnya
adalah produk akhir tetapi untuk menghasilkan produk akhir itu, ia membutuhkan
tenaga.
Sebetulnya,
tidak ada faktor produksi yang bisa secara absolut disebut sebagai permintaan
turunan. Konsepnya tergantung pada bagaimana seseorang memandang produk dan
mengapa produk itu dibutuhkan.
Contoh:
Beras dianggap sebagai permintaan langsung bagi Sebagian besar orang, tetapi
untuk penjual bubur ayam, beras adalah permintaan turunan.
2. Pareto Optimal adalah sebuah konsep yang menggambarkan tidak dapat
membuat keadaan seseorang menjadi lebih baik tanpa membuat keadaan yang lain
lebih buruk. Kata lain, Pareto optimal didefinisikan sebagai sebuah kondisi di
mana sudah tidak mungkin lagi mengubah alokasi sumber daya untuk meningkatkan
kesejahteraan pelaku ekonomi tanpa mengorbankan pelaku ekonomi yang lain.
Salah
satu cara melihatnya adalah dengan menggunakan grafik Batas Kemungkinan Daya
Guna. Ini hampir sama konsepnya dengan konsep Batas Kemungkinan Produksi yang
merupakan batas kombinasi banyaknya output fisik maksimal yang dapat diproduksi
oleh masyarakat, sedangkan yang pertama merupakan batas kepuasan nilai guna
atau kesejahteraan yang dapat dicapai.
Gambar
di atas menunjukan Batas Kemungkinan Nilai atau Daya Guna. Suatu model digunakan
untuk menyederhanakan kenyataan yang ada, maka dianggap hanya ada dua orang dan
nilai guna yang diperoleh dinyatakan pada dua sumbu.
· Sumbu
tegak menunjukkan nilai guna atau kepuasan individu A diberi simbol UA dan pada
sumbu mendatar dinyatakan hal yang sama untuk individu B dan diberi simbol UB.
· Pergerakan
dari titik D ke titik E menunjuk terjadinya redistribusi berupa kenaikan nilai
guna yang diperoleh oleh A dan penurunan nilai guna yang diperoleh oleh B dari
bundel barang yang dikonsumsi. Hal ini paling mungkin terjadi karena ada
redistribusi pendapatan darimindividu B ke individu A.
· Di
sepanjang titik-titik pada Batas Kemungkinan Nilai Guna, misalnya di titik D
atau E perekonomian telah mencapai efisiensi alokatif optimal karena di sini
kita tak dapat membuat keadaan seseorang menjadi lebih baik tanpa menurunkan
kesejahteraan atau nilai guna yang diperoleh oleh individu lain.
· Pada
titik yang terletak di sebelah dalam Kurva Batas Kemungkinan Nilai Guna (UF0),
sementara titik F tak dapat dicapai karena berada di luar jangkauan batas UF0.
· Dengan
menggunakan konsep Batas Kemungkinan Nilai Guna maka dapat dikatakan situasi
yang menggambarkan efisiensi alokatif tercapai pada titik-titik di sepanjang
garis Batas Kemungkinan Nilai Guna.
·
Pada
titik C, masyarakat belum mencapai tingkat Nilai Guna maksimum. Dengan demikian
perpindahan dari titik C ke D akan memperbaiki keadaan kesejahteraan atau nilai
guna yang diperoleh oleh individu A dan B.
·
Dalam
jangka panjang, karena semakin banyak barang konsumsi diproduksi dan tersedia
maka Batas Kemungkinan Nilai terlihat bahwa nilai guna atau kesejahteraan
masyarakat bertambah atau naik.
3. Surplus konsumen, jumlah pengeluaran total seorang konsumen yang
menjadi penerimaan produsen suatu komoditi, merupakan perkalian antara
kuantitas yang dikonsumsi serta harganya. Selisih antara nilai yang dibayar
oleh konsumen yaitu nilai pasar dan manfaat total yang diperoleh konsumen
disebut surplus konsumen. Karena konsumen memperoleh lebih banyak nilai manfaat
daripada nilai yang ia bayar, yang merupakan akibat berlakunya Hukum Nilai Guna
Marjinal yang Menurun.
Surplus konsumen muncul karena
konsumen membayar harga yang sama untuk setiap barang yang dibeli. Seperti yang
ditunjukkan oleh Hukum Nilai Guna Marjinal yang menurun satuan yang dibeli dan
dikonsumsi lebih dulu akan berharga atau memberikan kepuasan atau manfaat per
unit lebih besar daripada unit yang dikonsumsi berikutnya. Bila transaksi pembelian
tak lagi memberikan manfaat kepuasan kepada konsumen, ia akan berhenti dan mengonsumsi.
Konsep surplus konsumen digunakan untuk memutuskan sejauh mana suatu barang,
agar diperoleh manfaat total maksimal bagi masyarakat keseluruhan.
Surplus produsen, Surplus produsen merupakan selisih antara harga pasar
dengan
Biaya Marjinal. Biaya marjinal
dalam kondisi pasar persaingan murni menggambarkan kurva penawaran produsen.
Produsen akan memproduksi sampai pada tingkat output di mana rente ekonomi not
atau di mana Biaya Marjinal sama dengan harga.
Karena berlakunya Hukum Penambahan
Hasil yang semakin Berkurang dalam jangka pendek maka biaya produksi rata-rata
atau marjinal yang diperlukan untuk memproduksi suatu komoditi selalu naik
dengan makin banyaknya output yang diproduksi. Dalam jangka Panjang input-input
yang lebih baik dan lebih produktif digunakan lebih dahulu untuk menghasilkan output
dengan biaya lebih rendah dan baru kemudian digunakan input yang kurang
produktif dengan biaya lebih tinggi.
Surplus Ekonomis Surplus Produsen
dan Surplus Konsumen
·
Pada
grafik di atas, Harga dan kuantitas keseimbangan terjadi pada perpotongan
antara kurva penawaran dan kurva permintaan. Semua barang dijual dengan harga
sama yaitu harga keseimbangan. Bila produsen menjual pada harga sama dengan
biaya marjinal maka produsen telah memperoleh keuntungan normal. Harga jual di
atas biaya marjinal merupakan surplus produsen atau rente ekonomi.
·
Pada
titik keseimbangan E, produsen menjual pada harga dan kuantitas keseimbangan PE
dan QE.
·
Seluruh
produsen dalam industri yang bersangkutan memperoleh surplus produsen atau
rente ekonomi sebesar bidang segitiga AEPE, karena dengan menjual sampai
kuantitas sebesar QE, produsen dapat menjual pada tingkat harga di atas biaya
produksi marjinal.
·
Sementara
itu, pada harga dan kuantitas keseimbangan PE dan QE, seluruh konsumen memperoleh
surplus konsumen sebesar bidang atau area segi tiga BPEE. Bila dua area segitiga
yang merupakan surplus konsumen dan rente ekonomi (surplus produsen) dijumlah maka
diperoleh surplus ekonomi. Surplus ekonomi akan mencapai maksimal bila output diproduksi
dan dijual pada tingkat output dan harga keseimbangan.
·
Pada
tingkat ini perekonomian berada pada tingkat alokasi sumbernya optimum. Bila
output diproduksi dan dijual tidak pada tingkat keseimbangan maka perekonomian
tidak berada pada tingkat alokasi
·
sumber
daya yang optimal dan masyarakat mengalami kerugian (deadweight loss).
Sumber:
·
Pengantar
Ekonomi Mikro, Faried Widjaya Mansoer, Universita Tebuka.