- Permintaan faktor produksi sering disebut sebagai permintaan turunan. Jelaskan dan diskusikan!
- Jelaskanlah Pareto Optimal beserta gambar?
- Jelaskan surplus konsumen, dan surplus produsen secara verbal dan grafis.
1. Permintaan faktor produksi sering disebut sebagai permintaan turunan, disebut demikian karena mereka dibutuhkan sebagai produk perantara. Misalnya, seorang pengusaha membutuhkan tenaga kerja untuk membuat suatu produk. Target aktualnya adalah produk akhir tetapi untuk menghasilkan produk akhir itu, ia membutuhkan tenaga.
Sebetulnya, tidak ada faktor produksi yang bisa secara absolut disebut sebagai permintaan turunan. Konsepnya tergantung pada bagaimana seseorang memandang produk dan mengapa produk itu dibutuhkan.
Contoh: Beras dianggap sebagai permintaan langsung bagi Sebagian besar orang, tetapi untuk penjual bubur ayam, beras adalah permintaan turunan.
2. Pareto Optimal adalah sebuah konsep yang menggambarkan tidak dapat membuat keadaan seseorang menjadi lebih baik tanpa membuat keadaan yang lain lebih buruk. Kata lain, Pareto optimal didefinisikan sebagai sebuah kondisi di mana sudah tidak mungkin lagi mengubah alokasi sumber daya untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku ekonomi tanpa mengorbankan pelaku ekonomi yang lain.
Salah satu cara melihatnya adalah dengan menggunakan grafik Batas Kemungkinan Daya Guna. Ini hampir sama konsepnya dengan konsep Batas Kemungkinan Produksi yang merupakan batas kombinasi banyaknya output fisik maksimal yang dapat diproduksi oleh masyarakat, sedangkan yang pertama merupakan batas kepuasan nilai guna atau kesejahteraan yang dapat dicapai.
Gambar di atas menunjukan Batas Kemungkinan Nilai atau Daya Guna. Suatu model digunakan untuk menyederhanakan kenyataan yang ada, maka dianggap hanya ada dua orang dan nilai guna yang diperoleh dinyatakan pada dua sumbu.
· Sumbu tegak menunjukkan nilai guna atau kepuasan individu A diberi simbol UA dan pada sumbu mendatar dinyatakan hal yang sama untuk individu B dan diberi simbol UB.
· Pergerakan dari titik D ke titik E menunjuk terjadinya redistribusi berupa kenaikan nilai guna yang diperoleh oleh A dan penurunan nilai guna yang diperoleh oleh B dari bundel barang yang dikonsumsi. Hal ini paling mungkin terjadi karena ada redistribusi pendapatan darimindividu B ke individu A.
· Di sepanjang titik-titik pada Batas Kemungkinan Nilai Guna, misalnya di titik D atau E perekonomian telah mencapai efisiensi alokatif optimal karena di sini kita tak dapat membuat keadaan seseorang menjadi lebih baik tanpa menurunkan kesejahteraan atau nilai guna yang diperoleh oleh individu lain.
· Pada titik yang terletak di sebelah dalam Kurva Batas Kemungkinan Nilai Guna (UF0), sementara titik F tak dapat dicapai karena berada di luar jangkauan batas UF0.
· Dengan menggunakan konsep Batas Kemungkinan Nilai Guna maka dapat dikatakan situasi yang menggambarkan efisiensi alokatif tercapai pada titik-titik di sepanjang garis Batas Kemungkinan Nilai Guna.
· Pada titik C, masyarakat belum mencapai tingkat Nilai Guna maksimum. Dengan demikian perpindahan dari titik C ke D akan memperbaiki keadaan kesejahteraan atau nilai guna yang diperoleh oleh individu A dan B.
· Dalam jangka panjang, karena semakin banyak barang konsumsi diproduksi dan tersedia maka Batas Kemungkinan Nilai terlihat bahwa nilai guna atau kesejahteraan masyarakat bertambah atau naik.
3. Surplus konsumen, jumlah pengeluaran total seorang konsumen yang menjadi penerimaan produsen suatu komoditi, merupakan perkalian antara kuantitas yang dikonsumsi serta harganya. Selisih antara nilai yang dibayar oleh konsumen yaitu nilai pasar dan manfaat total yang diperoleh konsumen disebut surplus konsumen. Karena konsumen memperoleh lebih banyak nilai manfaat daripada nilai yang ia bayar, yang merupakan akibat berlakunya Hukum Nilai Guna Marjinal yang Menurun.
Surplus konsumen muncul karena konsumen membayar harga yang sama untuk setiap barang yang dibeli. Seperti yang ditunjukkan oleh Hukum Nilai Guna Marjinal yang menurun satuan yang dibeli dan dikonsumsi lebih dulu akan berharga atau memberikan kepuasan atau manfaat per unit lebih besar daripada unit yang dikonsumsi berikutnya. Bila transaksi pembelian tak lagi memberikan manfaat kepuasan kepada konsumen, ia akan berhenti dan mengonsumsi. Konsep surplus konsumen digunakan untuk memutuskan sejauh mana suatu barang, agar diperoleh manfaat total maksimal bagi masyarakat keseluruhan.
Surplus produsen, Surplus produsen merupakan selisih antara harga pasar dengan
Biaya Marjinal. Biaya marjinal dalam kondisi pasar persaingan murni menggambarkan kurva penawaran produsen. Produsen akan memproduksi sampai pada tingkat output di mana rente ekonomi not atau di mana Biaya Marjinal sama dengan harga.
Karena berlakunya Hukum Penambahan Hasil yang semakin Berkurang dalam jangka pendek maka biaya produksi rata-rata atau marjinal yang diperlukan untuk memproduksi suatu komoditi selalu naik dengan makin banyaknya output yang diproduksi. Dalam jangka Panjang input-input yang lebih baik dan lebih produktif digunakan lebih dahulu untuk menghasilkan output dengan biaya lebih rendah dan baru kemudian digunakan input yang kurang produktif dengan biaya lebih tinggi.
Surplus Ekonomis Surplus Produsen dan Surplus Konsumen
· Pada grafik di atas, Harga dan kuantitas keseimbangan terjadi pada perpotongan antara kurva penawaran dan kurva permintaan. Semua barang dijual dengan harga sama yaitu harga keseimbangan. Bila produsen menjual pada harga sama dengan biaya marjinal maka produsen telah memperoleh keuntungan normal. Harga jual di atas biaya marjinal merupakan surplus produsen atau rente ekonomi.
· Pada titik keseimbangan E, produsen menjual pada harga dan kuantitas keseimbangan PE dan QE.
· Seluruh produsen dalam industri yang bersangkutan memperoleh surplus produsen atau rente ekonomi sebesar bidang segitiga AEPE, karena dengan menjual sampai kuantitas sebesar QE, produsen dapat menjual pada tingkat harga di atas biaya produksi marjinal.
· Sementara itu, pada harga dan kuantitas keseimbangan PE dan QE, seluruh konsumen memperoleh surplus konsumen sebesar bidang atau area segi tiga BPEE. Bila dua area segitiga yang merupakan surplus konsumen dan rente ekonomi (surplus produsen) dijumlah maka diperoleh surplus ekonomi. Surplus ekonomi akan mencapai maksimal bila output diproduksi dan dijual pada tingkat output dan harga keseimbangan.
· Pada tingkat ini perekonomian berada pada tingkat alokasi sumbernya optimum. Bila output diproduksi dan dijual tidak pada tingkat keseimbangan maka perekonomian tidak berada pada tingkat alokasi
· sumber daya yang optimal dan masyarakat mengalami kerugian (deadweight loss).
Sumber:
· Pengantar Ekonomi Mikro, Faried Widjaya Mansoer, Universita Tebuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar