Senin, 22 Juni 2020

Perekonomian Indonesia – Diskusi 2

Diskusikan dengan teman anda:

  1. Apa pengaruh liberalisasi pertanian terhadap kondisi kesejahteraan petani Indonesia?
  2. Sejak kapan Indonesia melakukan industrialisasi? Jelaskan!
  3. Apa yang harus dilakukan Indonesia untuk menghadapi globalisasi berkenaan dengan pembangunan dan pengembangan industry? Jelaskan!

Jawaban:

Liberalisasi pertanian terhadap kesejahteraan petani Indonesia berpengaruh tidak baik dan merugikan petani. Contohnya adalah, pertama, pencabutan subsidi pupuk dan liberalisasi pupuk. Akibatnya biaya produksi dari komponen harga pupuk meningkat. Kedua, Monopoli impor beras oleh bulog dicabut, sehingga kini impor terbuka bagi siapa saja dan tidak terkontrol lagi. Ketiga, Bea masuk komoditas pangan dibatasi maksimum 5 persen, sementara bea masuk beras nol persen, akibatnya arus impor beras yang deras makin merugikan petani Indonesia. Liberalisai pertanian cenderung merugikan petani Indonesia karena kurang memiliki daya saing yang kuat akhibat keterbatasan kemampuan penggunaan teknologi pertanian, kualitas produksi pertanian yang kurang baik dan keterbatasan input.

Industrialisasi di Indonesia dimulai sekitar tahun 1967, melalui UU no. 1 Tahun 1967 tentang penanaman modal asing, di mana saat itu pemerintah orde baru melakukan liberalisai untuk menarik modal asing dengan tujuan menggairahkan perekonomian yang lesu.

Yang harus dilakukan Indonesia untuk menghadapi globalisasi yang berhubungan dengan pembangunan dan pengembangan industri adalah, pertama, peningkatan kemampuan sumberdaya manusia. Kedua, pembangunan infrastruktur yang memadai. Ketiga, adanya investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment agar dapat meningkatkan pertumbuhan industri dan pertumbuhan ekonimi. Keempat, Return atau penghasilan dari investasi yang tinggi, hal ini akan menarik investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Kelima, peningkatan riset dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai.

 

Sumber: Perekonomian Indonesia, Edy Suandi Hamid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar