Pertanyaan:
Silahkan diskusikan dengan teman saudara tentang
1) Jelaskan secara umum apa yang dimaksud dengan
iman?
2) Mengapa Islam menganjurkan untuk mempelajari ilmu pengetahuan
selama hidup di dunia?
3) Bagaimana pandangan Islam terhadap perkembangan
teknologi?
4) Coba Anda jelaskan pengertian berpikir
ilmiah!
5) Kendala berpikir ilmiah di Indonesia pada
masa kini, yaitu masih Kokohnya keyakinan yang menentukan sikap
keagamaan secara tradisional. Bagaimana strategi untuk mengantisipasi
kendala tersebut, jelaskan?
Jawaban:
1. Iman adalah membenarkan dan mengetahui adanya
Allah dan sifat-sifatNya disertai melaksanakan segala yang diwajibkan dan
disunahkan serta menjauhi segala larangan dan kemaksiatan.
2. Islam menganjurkan untuk mempelajari ilmu
pengetahuan karena Islam itu sendiri merupakan landasan ilmu pengetahuan. Ilmu
Allah itu melikupi ilmu manusia tentang alam semesta dan manusia sendiri, dan
Al-Qur’an itu merupakan sumber pengetahuan dan ilmu pengetahuan manusia. Allah
mewajibkan kepada hamba-Nya untuk menuntut ilmu pengetahuan tentang urusan
keduniaan sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran agama, yakni untuk
kebahagiaan dan kemaslahatan.
3. Pandangan Islam terhadap perkembangan
teknologi, teknologi yang diciptakan pada dasar dan fungsi awalnya adalah
dibuat oleh manusia untuk membantu kepentingan manusia dalam melakukan
pekerjaanya. Semakin hari teknologi semakin kompleks, semakin canggih, bahkan
bisa banyak menggantikan pekerjaan manusa baik dari sisi jenis atau jumlahnya. Teknologi
dan hasil-hasilnya harus mengingatkan manusia kepada Allah, dan juga harus
mengingatkan peran manusia sebagai khalifah yang kepadanya tunduk segala yang
berada di alam raya ini. Teknologi harus tunduk kepada manusia. Seandainya
penggunaan suatu hasil teknologi telah melalaikan seseorang dari zikir dan
tafakur serta mengantarkannya kepada keruntuhan nilai-nilai kemanusiaan maka
ketika itu bukan hasil teknologinya yang nesti ditolak, melainkan kita harus
memperingatkan dan mengarahkan manusia yang menggunakan teknologi itu. Jika
hasil teknologi sejak semula diduga dapat mengalihkan manusia dari jati diri
dan tujuan penciptaan, sejak dini pula kehadirannya ditolak oleh Islam.
4. Pengertian berpikir ilmiah adalah berfikir
yang berlandaskan objektivitas suatu hal yang otentik, yaitu tidak mengada-ada
dalam arti tepat dan benar, data yang menjadi acuan dalam berfikir tidak
ditambah atau dikurangi.
5. Untuk mengantisipasi tantangan tersebut adalah
dengan menyeimbangkan dan menyadingkan pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan
agar dapat sehingga penggunaan akal seperti yang disyariatkan. Dalam kaitannya
dengan karakteristik berpikir ilmiah, rasional akan berbenturan dengan doktrin
teologis tradisional jabariyah (fatalism), yaitu faham yang berkeyakinan bahwa
apa pun serba mungkin, jika Tuhan menghendaki. Contoh, kumbang dan melati
mungkin saja bisa berbicara jika Tuhan menghendaki. Doktrin semacam ini, jelas
menolak karakteristik berfikir rasional. Dalam tinjauan Islam, jika konsekuen
dengan AL-Qur’an semestinya keyakinan tersebut tidak akan muncul dan jika ada,
harus segera dikubur, karena bertentangan dengan prinsip berpikir sebagaimana
telah dikemukakan pada uraian sebelumnya. Ingat kembali, bahwa menggunakan akal
merupakan tuntutan dari Allah.