Tugas
pertama ini mencakup materi yang ada pada inisiasi 1-3. Kerjakan dengan baik
sesuai dengan rambu-rambu yang diberikan.
- Utarakan
sikap Anda mengenai penggunaan bahasa Indonesia di media sosial
seperti Twitter, Facebook, dan Instagram yang cenderung
menggunakan bahasa Indonesia yang disingkat, angka, tanda baca berlebih,
bahasa alay, dan yang menyinggung SARA.
- Bunyi
tiruan (onomatope) suara hewan berbeda di setiap negara. Tiruan suara
anjing di Indonesia gonggongannya berbunyi “guk guk’ di Jepang “wang
wang’, serta di Korea “mang mang.” Penyebab perbedaan bunyi onomatope
tersebut menurut Anda adalah....
Pertanyaan nomor
1,
Penggunaan Bahasa
Indonesia di media social yang cenderung menggunakan Bahasa Indonesia yang
disingkat adalah karena latar belakang desain awal masing-masing media sosial
yang membatasi jumlah karakter atau jumlah huruf yang dapat disertakan dalam
sebuah post, walaupun saat ini beberapa
format yang disediakan oleh media sosial telah berubah yaitu dengan menambahkan
jumlah karakter, tetapi penyingkatan itu telah menjadi sebuah bahasa yang telah
dimengerti oleh banyak pihak sehingga walaupun sebuah kata disingkat tapi tetap
dapat dimengerti maknanya secara penuh, selain itu hal ini juga dianggap cara
efisien dalam segi waktu tanpa kehilangan efektifitas.
Penggunaan angka
sebagai pengganti huruf kecenderungannya sudah menurun digunakan dalam cara
berkomunkasi tertulis. Beberapa saat memang sempat trending, lalu kemudian
berkurang, pola semacam ini digunakan sekedar untuk ikut perubahan zaman dalam
hal berkomunikasi.
Penggunaan tanda
baca berlebih mungkin maksudnya adalah penggunaan tanda baca sebagai pengganti
emotikon seperti :) untuk menggantikan emotikon tersenyum, lalu :( untuk
menggantikan emotikon tidak suka, dan lain-lain. Saya rasa, hal ini berawal
dari penggunaan SMS sebagai cara komunikasi tertulis. Karena saat itu, mengirim
sms dibatasi jumlah karakter dalam sekali kirim.
Alay adalah
sebutan individu yang menggunakan bahasa yang sedang trending saat itu, seiring
waktu sebutan ini pun meredup.
Menyinggung sara
atau tidak terlalu terikat dengan tema di atas, persinggungan sara adalah
pilihan tema yang disampaikan di ruang umum melalui media sosial.
Pertanyaan nomor
2,
Cara manusia
mendengar suara hewan berbeda-beda, tergantung pada bahasa yang mereka pakai
sehari-hari dan juga tergantung budaya yang mereka jalani sehari-hari. Ahli
bahasa berpendapat kata yang kita pakai untuk menirukan suara anjing adalah
berdasarkan pada onomatopoeia, yaitu sebuah proses untuk meniru suara semirip
mungkin dengan aslinya. Kembali lagi bahwa hal ini sangat tergantung pada
hal-hal yang disebutkan di atas. Bahkan beberapa kata dalam bentuk tulis dan
suara juga bias berbeda tergantung bahasa yang digunakan, contoh dalam Bahasa
Jepang suara anjing dituliskan “wan wan” sedangkan pengucapannya adalah “wang
wang”.
Seringkali juga
terdapat beberapa bunyi untuk objek yang sama missal untuk suara anjing, dalam
Bahasa Indonesia ada “guk guk” dan “gong gong”, lalu dalam Bahasa Jepang ada
“wan wan” dan “kian kian”, kemudian dalam Bahasa Korea ada “mung mung” dan
“wang wang”.